Translate

Saturday, 15 August 2015

Cara Seleksi Rambut

Selamat Pagi.... Sahabat !!!

berikut saya berikan rekomendasi untuk para pecinta fotografi dalam proses editing bagian rambut, dimana tutorial ini saya ambil dari video nya Fotografi Desain - tutorial ini sangat bagus menurut saya, sehingga suatu kebanggaan buat saya untuk mensharekan video ini, dan langsung saja cek videonya sekarang juga.




semoga bermanfaat..

Saturday, 8 August 2015

Cara Memutihkan Wajah



Selamat Pagi, Sahabat Blogger....

Pada kesempatan pagi hari ini, saya ingin berbagi tentang apa yang sudah menjadi pegangan saya dalam hal edit mengedit mulai dari yang standart dulu, yap !!! memutihkan wajah !!! Banyak orang menilai terutama pelanggan yang selalu melihat wajah nya terlebih dahulu disaat dia melihat hasil bidikan yang kita sodorkan. jadi sangatlah tidak elok jika kita tidak bisa memanfaatkan aplikasi editing dalam tutorial kali ini Photoshop yang notabene terlengkap dari segi tools dan aplikasi pluginnya.

Ok... Langsung saja saya beri video rekomendasi untuk anda pecinta fotografi yang sengaja saya ambil dari chanellnya mas Dimas Santabudi (disini saya baru bisa memberi refrensi karena keterbatasan aplikasi saya di laptop saya) yang pastinya sangat mudah dan keren, biar ga kebanyakan ngoceh, simak saja videonya dibawah ini.



Demikian, semoga tutorial diatas dari bang Dimas sangat membantu, dan pastinya akan saya share beberapa refrensi desain editing yang menjadi kiblat saya waktu belajar editing.

salam Blogger......






Tuesday, 30 June 2015

Apa Itu Focal Length ?

Apa focal length, banyak fotografer yang bertanya tentang itu, dan Focal Length adalah berapa panjang lensa Anda, benar? Hehehe

Ada cara lebih gampang untuk memahami focal length atau saya sebut dengan panjang focus dari hanya sekedar mengetahui kisaran angka. Dalam artikel ini kita akan menjawab beberapa pertanyaan umum fotografer masih sekitar panjang fokus, serta membandingkan efek lensa yang “sama” tetapi bisa menghasilkan hal yang berbeda .

Bertentangan dengan kepercayaan umum, panjang fokus bukanlah ukuran seberapa panjang atau pendek lensa secara fisik, tetapi jarak dalam milimeter dari pusat optik lensa ke sensor pencitraan saat lensa difokuskan pada titik tertentu.

Sangat membingungkan bicara soal hukum fisika, tetapi lebih mudah untuk memikirkan cara di mana focal length mempengaruhi ukuran gambar. Kamera dengan sensor full-frame, misalnya, lensa standar (yang memberikan perspektif yang mirip dengan mata manusia) adalah 50mm.

Lensa dengan panjang fokus kurang dari 50mm disebut sebagai lensa dengan sudut pandang lebar - hanya karena mereka memiliki sudut pandang yang lebih luas. Lensa dengan panjang fokus lebih besar dari 50mm dikenal sebagai telephotos, dan ini menawarkan pembesaran lebih besar berkat sudut mereka jauh lebih sempit dari pandangan.

Pada dasarnya, sudut pandang adalah jumlah adegan yang lensa dapat ditangkap untuk dibawa ke sensor, tentunya sudut tersebut diukur dalam derajat. Misalnya, lensa fisheye dapat menawarkan sudut pandang sangat luas hingga 180 ° , artinya dapat menangkap segala sesuatu di depannya (dan untuk setiap sisi). Sebuah lensa 200mm, di sisi lain, akan menawarkan sudut jauh lebih sempit pandang 12,3 °. Hal ini memungkinkan Anda untuk mengisi frame dengan jumlah jauh lebih kecil dari adegan yang Anda mencoba untuk ambil gambarnya.



Anda menyebutkan 'full frame' sensor sebelumnya. Mengapa itu relevan?


Sensor full-frame mendapatkan nama mereka karena, di 36x24mm, mereka memiliki dimensi mirip dengan frame film 35mm. Ini berarti bahwa mereka menangkap sudut pandang penuh yang ditawarkan oleh lensa yang telah dirancang untuk sebuah film atau full-frame kamera.
Jadi lensa zoom 75-300mm dipasang pada full-frame DSLR seperti Canon EOS 5D Mark III atau Nikon D800 menawarkan focal length yang sebenarnya dari lensa 75-300mm.

Namun, sebagian besar kamera memiliki sensor yang secara signifikan lebih kecil dari full-frame.

Akibatnya, mereka terkena area yang lebih kecil dari gambar yang diproyeksikan oleh lensa, dan alasan ini dikenal sebagai 'Crop' sensor - meskipun mereka tidak benar-benar cropping gambar, mereka hanya menangkap area yang lebih kecil dari adegan di pusat lensa.


Apakah ini membuat perbedaan untuk bagaimana saya mengambil gambar?


Ya itu tidak. Menggunakan lensa yang sama pada jarak yang sama dari subjek, kamera Crop Sensor akan menangkap sudut pandang sempit daripada disaat kita menggunakan kamera full-frame.
Ini bisa menjadi masalah ketika memotret lanskap dengan lensa wide-angle, karena Anda tidak akan bisa mendapatkan banyak adegan dalam gambar (setidaknya, bukan tanpa bergerak lebih jauh dan membuat segalanya lebih kecil dalam gambar).



Di sisi lain, itu kabar baik bagi fotografer satwa liar, dengan hewan dan burung muncul lebih besar dalam bingkai berkat peningkatan panjang fokus efektif. Apa panjang fokus? Segala sesuatu yang Anda perlu tahu tentang menggunakan lensa se-kreatif mungkin

Apa yang Anda maksud dengan panjang fokus efektif?

Anda akan melihat istilah ini, atau yang lebih sering digunakan '35mm setara panjang fokus', tercantum dalam spesifikasi lensa tersebut.

Ini memberikan ukuran standar yang lensa dan kamera kombinasikan dan ,mempengaruhi hasil yang berbeda dan dapat dibandingkan, dan itu dihitung dengan mengambil panjang fokus lensa dan mengalikannya dengan faktor sensor yang tertanam di kamera Anda.

Misalnya, micro four thirds sensor yang digunakan di kamera Olympus PEN sekitar setengah ukuran sensor full-frame. Ini berarti bahwa subjek akan muncul dua kali lebih besar dalam bingkai ketika ditembak pada PEN. untuk mendapatkan perbesaran yang sama untuk subjek menggunakan full-frame kamera 35mm, Anda akan membutuhkan lensa dengan dua panjang fokus.

APS-C sensor ditemukan di sebagian besar SLR yang sedikit lebih besar dari micro four thirds, tetapi mereka masih menangkap area yang lebih kecil daripada full-frame; Canon DSLR memiliki crop factor dari x1.6, sementara tubuh kamera Nikon lebih dekat dengan x1.5.

Jadi, lensa 75-300mm menjadi lensa 120-480mm bila digunakan pada kamera seperti Canon EOS 650D?

Dalam hal panjang fokus efektif, ya. Tapi lensa 75-300mm masih lensa 75-300mm, apakah itu melekat di kamera crop-sensor atau full-frame.

Perspektif adalah konstan, seperti pembesaran gambar - semua yang berubah hanyalah sudut pandang. sehingga untuk mengatasi masalah ini, produsen juga membuat berbagai teknologi lensa (khusus Digital bersensor APS-C).

Apa lensa digital?

Ini adalah lensa yang telah dirancang untuk bekerja pada kamera cropped-sensor. Sebuah crop factor masih harus diterapkan untuk tiba di focal length efektif mereka, tapi mereka lebih kecil dan (biasanya) lebih lebar dari 35mm lensa full-frame.



Jadi lensa digital 10-20mm memberikan panjang fokus efektif sekitar 16-35mm (10-20mm x 1,6 atau 1,5, tergantung pada model kamera). Lensa digital tidak kompatibel dengan tubuh full-frame, karena mereka tidak dapat menghasilkan gambar yang cukup besar untuk mengisi sensor yang lebih besar

Ok, sampai disini dulu, semoga artikel saya kali ini tentang Focal Length sangat membantu dan bisa menjelaskan secara detail kepada Anda pembaca.






Tuesday, 12 May 2015

Mengenal Perbedaan Jenis Kamera Full Frame dengan Kamera APS-C



Selamat pagi sahabat blogger, apa kabar ??? ya tentu saya berharap kalian semua baik dan bisa lanjutkan membaca artikel saya kali ini tentang perbedaan kamera denga sensor full frame dan sensor APS-C yang sengaja saya kutip dari mas tommy dalam blognya Tommyvotograph.wordpress.com. Langsung saja kita bahas…

Sensor pada kamera analog menggunakan negatif film berukuran 35mm. Seiring merambahnya digitalisasi di dunia fotografi, sensor analog pun ditinggalkan dan digantikan sensor digital. Semua perangkat digital fotografi mulai dari kamera DSLR, kamera poket, bahkan kamera ponsel memiliki ukuran sensornya masing-masing. Sensor digital ini ada yang seukuran dengan negatif film 35mm yang disebut kamera Full frame. Namun ukuran kamera yang beragam dan untuk menekan biaya produksi sensor digital pun diperkecil. Sensor APS-C misalnya yang ukurannya lebih kecil dari sensor Full frame.

Lalu apa saja perbedaan antara kamera dengan sensor full frame, APS-C atau sensor pada perangkat digital fotografi lainnya…? Perhatikan 2 gambar berikut ini!






Full frame : Nikon D4, Nikon D800, Nikon D600, Nikon D610, Canon 1D Mark III, Canon 5D Mark III, Sony Alpha 99.

APS-C 1.5x : Nikon D5200, Nikon D3200, Nikon D7100, Pentax K5, Sony Alpha 77

APS-C 1.6x : Canon 1100D, Canon 700D, Canon 70D

Crop factor sangat berpengaruh pada hal teknis pada hasil sebuah kamera. Itulah alasan mengapa kamera full frame jauh lebih mahal. Crop factor akan mempengaruhi fical length, ISO & ruang tajam pada sebuah kamera.

Kelebihan kamera Fullframe :


1. Focal Length lebih lebar

Untuk penjelasan lebih detail mengenai focal length, teman-teman bisa membaca artikelà Memahami Focal Length. Selain kamera, lensa DSLR pun memiliki 2 tipe, yaitu tipe fullframe (FX pada Nikon, EF pada Canon) dan non-full frame-nya (DX pada Nikon, EF-S pada Canon). Dan perlu diingat bahwa kamera fullframe hanya bisa menggunakan lensa fullframe saja! Para fotografer lansekap lebih suka menggunakan kamera full frame karena cakupan focal length-nya yang lebih lebar. Mengapa demikian..? Misalnya sebuah kamera full frame (misal, D800) dipasangkan dengan lensa Nikon AF-S 24-70mm FX maka zoom yang dihasilkan adalah murni 24-70mm. Sedangkan jika sebuah lensa Nikon AF 24-70mm FX dipasangkan dengan Nikon D7100 rentang zoom (focal length) yang dihasilkan ialah focal length X crop factor yang akan merubah nilai rentang zoom lensa tersebut menjadi 36-105mm (24-70mm x 1,5).

2. Lebih peka terhadap cahaya

Karena sensornya yang lebih besar maka daya tampung cahayanya pun lebih banyak. Hal ini membuat dalam kondisi gelap kamera full frame masih memiliki kepekaan dari pada kamera crop factor.

3. Noise lebih rendah

Seperti yang sudah diterangkan diatas, karena sensornya yang besar dan lebih peka terhadap cahaya maka penggunaan ISO bisa lebih kecil daripada kamera non-full frame. Misalnya dalam kondisi ruangan yang gelap digunakan kamera full frame dengan ISO 600 dan kamera APS-C dengan ISO 600, tentu noise yang dihasilkan lebih sedikit dan lebih terang (karena peka cahaya) kamera bersensor full frame. Karena sensornya yang lebih besar,

4. Ruang tajam lebih sempit

Jika teman-teman menginginkan ruang tajam (depth of field) yang sempit maka berkat sensor yang lebih besar ruang tajam yang didapat juga semakin sempit. Sangat cocok untuk mendapatkan bokeh.

Kelebihan kamera APS-C


1.Harga lebih murah

Karena sensor merupakan hal paling mahal dalam sebuah kamera digital ukuran sensor yang semakin kecil tentu akan mengurangi biaya produksi yang membuat harga semakin murah.

2. Rentang zoom lebih tinggi (tele)

Berkebalikan dengan lensa full frame yang cocok untuk memotret wide, kamera APS-C memiliki zoom yang lebih tinggi. Masih menggunakan rumus yang sama, focal length x sensor. Misal, kamera Nikon D7100 dipasangkan dengan lensa AF-S 70-200mm FX maka zoom yang akan dihasilkan ialah 1.5x-nya yaitu 105-300mm. Bahkan para fotografer olahraga yang menggunakan kamera APS-C karena rentang zoom-nya yang lebih panjang daripada kamera full frame.

3. Ukuran lebih ringkas

Hal ini juga disebabkan karena ukuran sensornya yang lebih mini.

4. Bisa menggunakan lensa fullframe

Jika kamera full frame hanya bisa dipasangkan dengan lensa full frame, hal ini tidak berlaku dengan kamera ber-crop-factor. Kamera APS-C dapat memakai baik itu lensa full frame atau lensa APS-C. Lensa full frame dianggap lebih tajam & berkualitas dibanding dengan APS-C, misal, seluruh lensa ser Luxury Canon ialah lensa EF.


Serupa tapi tak sama. Antara Canon 6D dan 70D yang ukurannya nyaris sama namun sensornya berbeda. Perhatikan, sensor fullframe pada 6D (berbentuk kotak) jauh lebih besar daripada APS-C.



Monday, 30 March 2015

Tips Memotret Satwa dalam Fotografi Satwa

Selamat pagi sahabat blogger !!, pada kesempatan pagi hari ini saya ingin menambahkan sedikit artikel tentang tips memotret satwa, tentang bagaimana cara mendapatkan hasil foto satwa yang bagus dan bercerita, ok.. langsung saja kita lanjut ke artikel dibawah ini, yang sengaja saya kutip dari Kompasiana.com dan silahkan disimak baik-baik.


Untuk mendapatkan hasil foto hewan liar (Wildlife Photography), kita tidak perlu jauh-jauh bersafari ke Afrika atau bersusah payah menembus belantara Amazon. Kita cukup membawa peralatan kamera yang memadai dan mendatangi kebun binatang. Dengan tips dan peralatan kamera yang memadai, kita dapat menghasilkan gambar yang hampir mirip dengan hewan-hewan liar di alam. Istilah yang sering di pergunakan dalam dunia fotografi adalah Zoo Photography.

Salah satu kebun binatang yang cocok untuk berburu momen-momen wildlife adalah Secret Zoo. Secret Zoo merupakan salah satu wisata andalan Jawa Timur. Kebun binatang ini terletak di daerah Batu – Malang. Dengan koleksi hewan sebanyak kurang lebih 2000 ekor yang berasal dari Asia, Afrika dan Amerika Selatan, Secret Zoo memberikan suguhan Fauna yang dapat kita jadikan obyek fotografi yang indah dan bervariasi.

Berikut tips-tips berburu foto di Secret Zoo :

1. Peralatan Kamera
Satwa adalah makhluk hidup yang selalu bergerak dan cenderung menghindari manusia. Oleh sebab itu, obyek satwa kebanyakan berada dalam jangkauan yang jauh dari pemotret. Jika kita menggunakan kamera DSLR, lensa tele adalah suatu keharusan dalam zoo photography. Bawalah lensa dengan ukuran diatas 200 mm.


Lebih baik lagi jika menggunakan lensa Zoom karena akan memberikan fleksibilitas dalam mem framing obyek foto. Jika kita menggunakan kamera non-DSLR atau kamera saku, memang belum banyak kamera saku yang memiliki tele yang memadai untuk itu. Namun beberapa merek terkenal sudah mengeluarkan kamera saku dengan zoom yang panjang hingga 1200 mm.

Peralatan kamera lainnya adalah Tripod. Tripod diperlukan untuk mengurangi getaran saat memotret karena kita banyak menggunakan lensa tele dalam menangkap obyek. Filter yang harus disiapkan adalah filter polarisasi karena obyek satwa kebanyakan berada di luar (outdoor).

Khusus di secret zoo, selain kita menangkap objek di luar ruangan (Outdoor) kita juga akan memotret museum satwa dan aquarium yang merupakan kondisi dalam ruangan (Indoor). Penggunaan lampu kilat sebenarnya kurang direkomendasikan karena akan menghilangkan detail gambar. Namun untuk jaga-jaga, perlu kita siapkan. Penggunaan ISO tinggi sangat disarankan pada saat pengambilan gambar di museum satwa dan aquarium.

Saya pribadi saat melakukan hunting ke secret zoo, saya membawa kamera DSLR, lensa-lensa: wide 16 mm, zoom 18-55 mm dan zoom tele 55-300 mm. Tripod dan filter-filter.


2. Pengaturan (Setting) Kamera

Jika menggunakan kamera saku, kita cukup mengatur kamera ke mode outdoor pada saat diluar ruangan dan mode indoor pada saat didalam ruangan. Jika menggunakan kamera DSLR, karena kita akan memotret obyek hewan, kita seperti akan memotret seorang model. Oleh sebab itu, aturlah kamera pada mode AP (Aperture priority). aturlah AP pada bukaan lebar. Pengaturan ini akan mempermudah kita dalam menangkap momen hewan. Bukaan lebar akan memberikan ruang tajam yang baik pada hasil foto.


3. Tema foto

Kita harus selalu membiasakan berfikir tentang tema foto agar foto yang kita hasilkan bisa bercerita dan lebih hidup. Apa yang menarik dari hewan ini? Apa warnanya yang indah? Apa detail muka hewan tersebut menarik? Apakah pose hewan tersebut bercerita? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu kita untuk menentukan arah, posisi dan angel yang tepat dalam pengambilan gambar.


4. Diam sejenak

Dengan diam, kita akan dapat mendekatkan diri kita ke hewan buruan kita. Dengan diam akan memberikan waktu bagi hewan untuk membiasakan diri dengan kehadiran kita.

5. Tangkap fokus mata

Seperti halnya memotret seorang model, menangkap fokus mata pada saat melakukan foto hewan pun diperlukan supaya kita dapat menghasilkan foto yang lebih hidup. Karena biasanya mata merupakan bagian yang paling hidup dari sebuah obyek foto.

6. Kurangi refleksi kaca

Kebun binatang secret zoo merupakan kebun binatang yang banyak menggunakan bahan kaca sebagai pembatas antara hewan dengan pengunjung. Kurangilah refleksi pantulan kaca pada saat mengambil gambar dengan cara mendekatkan lensa ke arah kaca atau dengan menggunakan filter polarisasi.

7. Kesabaran

Hewan adalah makhluk yang selalu bergerak dan gerakannya tidak dapat diduga. Kita tidak akan pernah tahu momen yang terbaik jika kita tidak memiliki kesabaran untuk menunggu datangnya momen tersebut, Oleh sebab itu dibutuhkan kesabaran kita untuk menunggu terjadinya momen terbaik pada hewan yang sedang kita buru tersebut. Jangan pelit mengumbar foto apalagi foto digital yang tidak ada biaya untuk cetak foto. Buatlah 2 atau 3 gambar dalam satu adegan.

Musium Satwa
Musium satwa merupakan bagian yang terpisah dari kebun binatang secret zoo. Namun biasanya tiket masuk untuk kedua tempat tersebut di gandengkan karena memang masih dalam satu lokasi dan satu pengelolaan. Sebagaimana halnya fotografi indoor dalam musium, berikut tips-tips nya:


Ø  Kondisi low light
Kondisi cahaya didalam museum biasanya memang dibuat gelap. Hanya bagian obyek museum saja yang diberi penerangan. Untuk kondisi ini, ubahlah setting ISO dari kamera menjadi ISO tinggi diatas angka 800. Hal ini akan menolong kita dalam mendapatkan cahaya yang cukup untuk membuat gambar.
Ø  Gunakan lampu kilat jika diperlukan dan hindari refleksi kaca
Penggunaan lampu kilat terutama dari arah depan obyek, akan menghilangkan detail obyek itu sendiri. Oleh sebab itu, penggunaan lampu kilat kurang disarankan. Namun gunakanlah jika diperlukan. Pada obyek-obyek foto yang dibatasi kaca, penggunaan lampu kilat dari arah depan akan membuat pantulan dari lampu tersebut. Untuk mensiasati hal tersebut, arahkan lampu kilat dari arah samping kamera dengan melepas lampu kilat dari badan kamera. Atau posisi pemotret jangan arah tegak lurus dengan kaca namun carilah posisi agak menyamping dari posisi kaca.
Ø  Ambil sudut agak kebawah
Tidak seperti di secret zoo, memotret satwa di museum ini adalah memotret benda mati. Ambilah sudut foto dari arah bawah agar hasil foto hewan tersebut menjadi lebih hidup sekaligus menghindari pantulan dari pemotret.
Ø  Tangkap fokus mata
Hal ini sangat diperlukan karena kita sedang mengambil foto benda mati. Oleh sebab itu, foto dengan fokus ke mata akan membuat foto hewan terlihat lebih hidup.

(Diambil dari berbagai sumber)

Wednesday, 18 March 2015

Cara Mendapatkan Komposisi Terbaik Dalam Fotografi

kembali lagi kita sahabat blogger untuk pembahasan tentang fotografi, di bagaimana cara mendapatkan hasil fotografi potrait yang baik, dan bagus untuk profesional. sebelum saya menjabarkan tentang bagaimna cara untuk mendapatkan itu semua saya ingin anda memahami pola dari komposisi.

belajar memahami komposisi maka kita harus mengerti tenang apa yang disebut rule of third, dimana aplikasi tersebut bisa kita lihat dengan adanya tanda-tanda berupa garis (biasanya berwarna hijau ) yang ada di tampilan LED pada kamera kita, tentunya fitur ini kita dapat dari kamera DSLR ya.
karena hingga sampai saat ini saya belum menemukan fitur tersebut di kamera biasa.


dari jenis jenis kamera diatas, maka saya ingin anda setidaknya bisa mengaplikasikan fitur ROT di LED kamera anda dirumah. dengan pemahaman fungsi tersebut lihat gambar dibawah ini.



pada ke 4 titik yang ada di gambar diatas, dimana titik tersebut tercipta karena adanya hasil silang ke 4 garis pada layar LED kamera secara horisontal dan vertical, dan titik tersebut diatas biasa saya sebut sebagai power point of view, ya tentunya anda bebas menyebutnya apa aj, yang penting anda bisa memanfaatkannya sebagai dasar untuk memudahkan anda dalam memahami fungsi tersebut. dan bagaimana cara pengaplikasiannya saya akan tunjukan melalui gambar dibawah ini.



lalu bagaimana triknya agar gambar yang kita foto bisa menjadi lebih cantik dan menarik dalam segi komposisinya ? langsung saja saya akan berikan beberapa trik dan tips untuk anda, langsung saja simak tulisan saya dibawah ini.

1. Pastikan Pola Rule of Third sudah anda aktifkan, kenapa harus seperti itu ? ini adalah untuk mendukung memori anda dalam mengingat besaran point of view yang saya sebutkan tadi.

2. Pastikan Dalam menyusun komposisi hindari segala macam jenis gambar atau objek yang sangat menganggu, misalnya saja, anda sedang ingin memotret sebuah anak kecil yang berlari di tengah lapangan dengan komposisi yang anda inginkan adalah mengambil background awan mendung dengan stormnya (seandainya saja), kemudian waktu anda ambil gambar tersebut, kebetulan ada tiang listrik beserta kabelnya yang menjulur diatasnya, kira-kira menurut anda. apakah iya komposisi yang telah anda susun itu menjadi menarik seperti yang anda bayangkan ? biarpun kita bisa atasi masalah tersebut dengan di proses editing tetapi itu akan mengurangi kualitas foto.

3. Pertimbangkan pilihan warna di dalam komposisi, terutama dalam fotografi makro. kenapa hal ini penting, karena didalam dunia fotografi hal yang paling mempengaruhi tingkat ketertarikan orang terhadap gambar adalah di pilihan warna. dan terahkir atau yang ke 4

4. berpikirlah Out of the Box, hal ini penting karena pada umumnya jika kita melihat tabel ROT di atas, pasti kita akan berpikir kalo semua menjadi sserba terbatas dalam menentukan bagian mana yang akan kita ambil, dan saya beri tahu anda bahwa seberapapun hebatnya anda dalam menentukan komposisi secara langsung dikamera, tentunya tidak akan membuat anda puas seketika dengan hasilnya, jadi selama itu bukanlah dalam bentuk lomba atau kompetisi, maka saya sarankan anda untuk mengatur komposisi itu kembali di dalam proses editing, dengan sistim Crop.

demikian sedikit tips yang saya bisa berikan kepada anda untuk memahami komposisi melalui fitur grid yang tersedia di dalam kamera anda.

terima kasi.
Salam.

Artikel Terkait.




Monday, 9 March 2015

Tips Memotret HITAM PUTIH atau BW



Selamat Sore menjelang malam. Seteleh beberapa waktu lalu saya sedikit memberikan tips tentang bagaimana memotret landscape dan makro, maka sekarang sudah waktunya untuk berbicara sedikit tentang konsep hitam putih atau BW di dalam fotografi.

Banyak yang beranggapan bahwa, foto dalam bentuk Hitam Putih atau BW adalah jenis foto yang kuno, ya memang anggapan itu benar dan tidak bisa disalahkan, karena identik dengan kecangihan kamera pada waktu itu memang belum bisa mengimplementasikan sebuah warna didalam sebuah hasil cetakan gambar atau foto, tetapi, biarpun kondisi teknologi di dalam dunia fotografi meningkat tajam, tidak mengurangi penikmat foto dengan kualitas dua warna ini hilang atau tengelam, justru sebaliknya, penikmat foto BW semakin melonjak tajam, ditambah beberapa tahun yang lalu dalam ajang suatu kontes fotografi portrait di amerika, memenangkan sebuah konsep fotografi portrait dengan konsep hitam putih atau BW, dan seniman yang berhasil memenangkan the best portrait foto itu tak lain dan tak bukan adalah lee Jeffries

Dan sekarang saya akan sedikit berbagi tips yang sebenarnya tips ini sudah pernah diulas oleh belfot.com tetapi untuk mengingatkan dan menambah wawasan kita semua pecinta fotografi, maka tidak ada salahnya apabila saya mengutip kembali artikel tersebut. Langsung saja kita ke tips pertama.

1. Potretlah dalam mode warna – Kamera digital menghasilkan rentang tone yang lebih lebar dalam mode warna karena dalam mode ini sensor mengambil data dari 3 channel – Red, Green dan Blue atau RGB. Untuk itulah, foto hitam yang dihasilkan dari pengolahan foto warna menggunakan photo editor dikomputer akan cenderung lebih baik kualitasya

2. Setting ISO serendah mungkin – Noise (bintik-bintik kecil putih yang muncul di foto anda) akan tampak lebih menonjol dalam foto hitam putih dibanding dalam foto warna. Gunakan ISO serendah mungkin supaya pada saat foto di proses nantinya, noise bisa diminimalkan.

3. Mendung adalah saat terbaik – Adanya mendung akan membuat kontras lebih rendah, dan ini adalah saat terbaik untuk membuat foto hitam – putih. Anda tidak akan terlalu perduli warna langit yang abu – abu, toh dalam foto hitam putih tidak akan terlalu terlihat.

4. Eksploitasi tekstur, pola dan garis – Dalam foto hitam putih, tekstur – pola dan garis akan lebih terlihat menonjol dan semakin menarik. Untuk itu eksploitasi-lah jika anda menemukan adanya komponen tersebut.

5. Sidelighting adalah cahaya terbaik – Ketika memotret di luar ruangan untuk foto hitam putih anda, tonjolkan bentuk secara maksimal dengan mengandalkan pencahayaan samping (sidelighting), sehingga jatuh bayangan jadi sangat menarik. Sidelighting terjadi saat anda memotret di pagi atau sore hari.

Sekian adalah tips untuk memotret hitam putih dan BW semoga tips tersebut bisa memberikan tambahan ilmu bagi para pembaca blog saya, terlebih buat pecinta fotografi.

Terima kasih.

Salam.


Saturday, 7 March 2015

Belajar Memahami Fungsi Shutter Speed

Kembali sahabat blogger , kali ini ulasan saya tentang bagaimana pemahaman fungsi shutter speed atau kecepatan rana, setelah artikel saya sebelumnya membahas tentang ISO dan fungsi dari ISO, sekarang saatnya anda semua memahami arti shutter speed atau kecepatan rana,



Shutter speed ( kecepatan rana ) pasti anda pecinta fotografi sudah tidak asing dengan istilah ini, tapi akan saya jabarkan fungsi tersebut secara detil sehingga bisa menambah wawasan anda baik bagi yang baru mencoba terjun di dunia fotografi ataupun bagi yang sudah malang melintang didunia ini. 

Baca juga : pemahaman fungsi ISO

Shutter Speed, bila kita menelaah lagi arti kata tersebut, tentu kita akan menemukan berbagai macam cara dan tehnik didalam menentukan pola eksposure yang baik, unik dan menarik, atau saya sederhanakan bahasanya menjadi Eksposure Keratif, kenapa bisa begitu ??? 

Pastinya jika kita memilih shutter lambat ataupun yang super cepat- akan ada efek - efek tertentu yang dihasilkan entah itu dari shutter lambat ataupun dari shutter yang lebih cepat semuanya bisa sangat mahal dan WAH !! Kemudian pertanyaanya, efek seperti apa ? Banyak efek kamera atau tehnik pengambilan gambar yang unik, justru didapat dengan kita menentukan shutter lambat atau cepat, contohnya, tehnik Zooming, Panning, Freezing dll, tapi kali ini kita tidak akan membahas tentang tehnik-tehnik tersebut, jadi tetap pada prinsip shutter speed yang dimana waktu adalah hal yang terpenting, 


Untuk pemahaman, sekarang coba anda pegang kamera anda dan ingat selalu setel mode kamera anda ke mode manual !!! Kemudian, coba geser fungsi tombol seperti gambar dibawah ini.


Anda tentunya akan mendapatkan perubahan pola angka yang berubah, dari 30, 15, 8, 4, 2, 1, 1/15,1/30.dst, pola jeda yang ada dishutter speed juga dinamakan "STOP" misal dari 1/250 ke 1/500 berarti naik 1STOP begitu seterusnya, yang ingin saya katakan kepada anda, semakin besar nilai 1 sepersekian dengan nominal angka besar di belakangnya, maka semakin cepat kamera merekam gambar tersebut, sebaliknya jika nilai angka shutter speed berupa angka desimal (bukan pecahan) maka kecepatan kamera dalam merekam sebuah gambar semakin lambat, 

Disini saya tetap meminta anda memahami pola STOP pada shutter speed di menu kamera anda, tentu anda bisa membedakan dengan berupa angka yang tersusun pada gambar dibawah ini,- 

Untuk mempertajam pemahaman fungsi shutter dikamera anda, saya ingin anda sekarang setel mode aperture di angka f8 dan ISO diangka 200 kemudian carilah objek bergerak, berupa roda, kipas angin atau sejenisnya tentukan light meter anda dan ambil gambar dan lihat hasilnya, kemudian saya ingin anda naikan kecepatan shutter anda 2-3 StOP, lalu ubah setingan Aperture hingga lighmeter tepat diangka nol atau ditengah tanpa merubah ISO, lalu bidik dan lihat hasilnya, dan kemudian saya ingin anda mencoba hal yang sama seperti diatas, hanya saja kali ini anda menurunkan waktu shutter speed anda 2-3 STOP, hingga lightmeter tepat diangka nol atau tengah, lalu bidik !!! Dan anda sekarang sudah mempunyai 3 hasil dengan nilai shutter yang berbeda setiap gambarnya- kemudian bandingkan objek pada gambar tersebut !!! Maka anda akan menangkap 3 gambar dengan siratan gerak yang terekam secara berbeda. 

Dan tanpa anda sadari, anda sudah melakukan beberapa tehnik yang ada dengan kamera anda, Jadi teruslah mencoba, terus memotret, dan tentu saja terus baca artikel saya selanjutnya .. 

Untuk pertanyaan bisa sahabat ajukan melalui kolom komentar dan saya akan berusaha membantu mengatasi masalah anda seputar fotografi dan teknisnya, sepanjang kemampuan dan pengalaman saya, 


Terimakasih- 
Salam.

Thursday, 5 March 2015

Menyikapi Kehidupan Berdasarkan Fakta

Banyak diantara kita selalu berupaya bagaimana kita bisa sukses, bukan hanya banyak tetapi hampir semua pasti berpikir seperti itu, jadi.. apa yang sudah anda lakukan untuk itu ?

sebelum anda menjawab itu, saya akan ajak anda untuk memahami suatu fakta tentang apa yang kita sebut kehidupan, yang terdiri dari 2 hal yang sangat hakiki, dimana itu adalah HIDUP dan MATI, dari kedua hal itu menjadikan semua mahkluk yang mempunyai satu tujuan, mencapai kebutuhan dan keinginan, 


Tahukah anda, bahwa setiap matahari mulai terbit, maka seekor rusa harus berlari sekencang mungkin, bahkan harus lebih kencang daripada seekor singa, karena jika tidak bisa berlari dan lebih cepat dari singa maka bahwa tidak mungkin saat matahari terbit tersebut dia sudah menjadi mangsanya,

Dan tahukah anda ? bahwa setiap matahari terbit, maka seekor singa juga berpikir dia harus berlari lebih cepat untuk dapat segera menangkap si rusa untuk dijadikan makananya, yang notabene si rusa lebih lambat darinya. Atau dia tidak makan sama sekali.
Sangatlah komplek dan pelik melihat kehidupan kedua binatang diatas yang dimana kita sebut sebagai bagian dari rantai makanan, dan bagaimana dengan kita sebagai manusia yang menduduki tingkat rantai makanan paling tinggi diantara semua ?

Tidak perlu kita membayangkan ataupun kita harus seperti singa ataupun rusa dimana mereka saling menghindari satu sama lain, tapi terlebih dari itu semua, hanya satu yang menjadi dasar atau inti dari fakta diatas, yaitu “BERTAHAN HIDUP”

Kita sering sekali meremehkan kehidupan yang kita dapat, hanya berdasarkan pada harapan, keyakinan, dan kepercayaan, apabila si rusa percaya, bahwa pada hari itu si singa tidak akan memakannya apa yang kan terjadi ?? (si singa tetaplah ingin bertahan hidup, pasti dia akan memakannya), atau sebaliknya, jika si singa berharap si rusa mendadak terluka kakinya waktu berlari, kira kira apakah iya pasti terjadi, iya mungkin saja kalo si rusa bisa terkilir ?    ( tapi perlu diingat ! ketakutan akan suatu hal membuat alam bawah sadar mendominasi seluruh akal dan pikiran kita, pastinya dia akan selalu berlari dan apa si singa bisa santai saja ), dan bagaimana jika keduanya berpikir, besok saya pasti akan mati, jadi saya pasrah saja ? menurut anda apakah laparnya singa dan ketakutan si rusa bisa menerima itu semua ?

Hidup emang penuh realitas tanpa batasan, jadi mungkin saja semua bisa terjadi, tetapi perlu diingat tak ada yang bisa merubah nasib dan bahkan takdir kita jika kita tidak bergerak dan berlari.
Bergerak dan berlari, apa maksudnya ???

Kita memang berada pada siklus rantai makanan, tetapi kita adalah yang teratas dipuncaknya, lalu kenapa kita harus bergerak dan berlari, sebelum saya jawab, ada baiknya anda pahami konsep harapan, keyakinan dan kepercayaan diatas yang tadi saya sebutkan, apakah dengan anda berharap semua keinginan dan kebutuhan anda bisa terwujud ?, apakah dengan anda yakin dengan tingkat keyakinan tinggi semua masalah anda bisa teratasi dengan baik ?, dan apakah jika anda hidup berdasarkan rasa percaya, apakah anda bisa terhindar dari kesusahan ?
Anda pasti sependapat dengan saya, bahwa kita yang hidup berdasarkan realita yang ada, pasti “TIDAK” !

Jadi apa yang mesti anda lakukan sekarang ? saya rasa anda sudah menemukan jawabannya, dan benar bahwa kita harus bergerak dan berlarilah untuk mengejar sesuatu, dari apa yang kita sebut KEBUTUHAN DAN KEINGINAN ANDA

demikian, semoga sedikit cerita saya atau lebih tepatnya contoh kenyataan diatas bisa menjadi sumber dari apa yang bisa menggerakan dan memaksa kita berlari dengan berlandaskan, harapan, keyakinan dan kepercayaan.

terima kasih.
salam.


Tuesday, 3 March 2015

TIPS Memotret Makro Dalam Fotografi Makro



Semangat Sore, sahabat blogger, setelah sebelumnya saya membahas tentang tips bagaimana memotret pemandangan dalam fotografi landscape, sekarang saya akan bahas tentang tips bagaimana cara mendapatkan berbagai foto makro yang bagus, yang saya kutip dari web seputar fotografi. sebetulnya fotografi makro dapat dilakukan oleh siapa saja dan pada obyek apa saja. Banyak sekali mahluk hidup atau benda mati yang bisa kita jadikan obyek foto. Tanaman hias, bunga, serangga, makanan, sebuah produk, maupun mainan dapat kita jadikan sebagai obyek dalam fotografi makro



Ada beberapa tips fotografi makro sederhana yang bisa kita gunakan pada saat kita membuat sebuah foto makro supaya hasilnya lebih baik. Tentunya harus ditunjang juga dengan latihan / eksperimen-eksperimen sesuai kreatifitas kita.

Siapkan Peralatan Fotografi Kita


Pertama tentunya kamera. Sebenarnya kita bisa memakai kamera apa saja, baik kamera saku, prosumer, apalagi DSLR. Kamera saku dan kamera prosumer sekarang ini sudah dilengkapi fitur makro. Jadi kita tinggal merubah ke mode makro saja. Berbeda dengan kamera DSLR yang harus dikombinasikan dengan lensa khusus fotografi makro. Akan tetapi, untuk bodi kamera DSLR tidak masalah jika menggunakan merek atau seri apa saja. Tidak ada bodi kamera yang khusus untuk fotografi makro.

Kedua adalah lensa makro / macro lens. Jenis lensa yang memang khusus digunakan untuk fotografi makro. Anda bisa Memilih Lensa tersebut sesuai dengan kebutuhan Anda. Sebenarnya ada alternatif lain selain menggunakan lensa makro, yaitu menggunakan extention tube maupun reverse ring. Akan tetapi, hasilnya tentu tidak akan sebagus yang menggunakan lensa makro.

Ketiga adalah tripod. Stabilitas kamera pada saat memotret tidak boleh ditawar lagi. Fotografi makro mengutamakan detail obyek foto, jadi sama sekali tidak boleh ada gerakan. Gerakan sedikit saja bisa berakibat hasik foto tidak tajam / blur.

Keempat adalah flash. Penggunaan flash khusus fotografi makro sangat dianjurkan, misalnya ring flash. Akan tetapi, penggunaan flash tersebut harus sesuai dengan pencahayaan yang sudah kita rencanakan.

Pilih Tempat yang Tepat


Jika obyek fotografi makro kita adalah sebuah produk, sangat disarankan agar kita melakukannya di dalam studio. Kita dapat dengan mudah mengatur penggunakan lampu studio, tripod, ring flash maupun peralatan lain. Selain itu, kita juga lebih mudah mengatur komposisi maupun pencahayaannya.

Sedangkan obyek fotografi makro kita adalah hewan atau tumbuhan yang memang harus dilakukan di luar ruangan, kita bisa menggunakan alat bantu seperti tripod, flash, atau ring flash yang khusus digunakan untuk fotografi makro. Ingat bahwa tripod adalah peralatan wajib didalam ruangan maupun luar ruangan.

Perhatikan Pencahayaan atau Lighting


Semakin dekat jarak lensa ke subyek foto, pencahayaan yang ada akan semakin berkurang. Oleh karena itu, kondisi pencahayaan di sekitar subyek foto wajib diperhatikan. Walaupun begitu, kita tidak boleh memaksakan penggunaan ISO yang tinggi. Sebab ISO yang tinggi mengakibatkan gangguan noise pada hasil fotonya. Sedangkan foto makro yang kita butuhkan adalah foto yang tajam dan bersih. Disarankan tetap menggunakan ISO terendah.

Setelah mengatur ISO ke angka terendah, kita mengatur bukaan diafragma (Aperture) lensa mulai dari bukaan diafragma terbesar (dengan angka f-terkecil). Pengaturan ini selain bertujuan mendapatkan pencahayaan yang tepat, juga untuk mendapatkan ruang tajam yang ideal bagi subyek foto. Foto makro yang baik dan bagus secara artistik adalah jika latar belakangnya blur sempurna.

Namun jika kita melakukan pemotretan makro ke objek bergerak seperti serangga, maka pengaturan kecepatanrana / Shutter Speed yang tepat adalah kuncinya. Biasanya hewan-hewan kecil seperti kupu-kupu, belalang, lalat, semut, nyamuk, dan sejenisnya dapat bergerak dengan cepat tanpa kita sadari, sehingga momen yang baik akan hilang begitu saja. 

Fokus !!!


Ketidaktepatan titik focus pada fotografi makro adalah petaka. Sangat disarankan menggunakan pengaturan fokus secara manual daripada menggunakan autofocus. Selain lebih cepat, juga lebih tepat. sehingga akan muncul efek bluring dimana biasa kita sebut dengan istilah depth of field (dof) 

Perhatikan Mode Metering


Untuk mode metering, sebaiknya kita mengatur pilihan metering kamera pada mode Spot Metering. Mode Spot Metering akan menghitung pencahayaan hanya pada area titik fokus yang dituju saja.

Konsep Dalam Foto Tersebut


Foto yang baik memiliki tujuan, jadi bukan hanya sekedar foto saja. Foto makro untuk kepentingan pendidikan biasanya lebih mengutamakan detaik subyek dibandingkan artistiknya. Akan tetapi foto makro tang terbaik adalah tetap menampilkan sisi artistik, detail, dan komposisinya.




You Keep Shooting !!!


Fotografi makro tidak seperti fotografi landscape atau potrait. Obyek yang sangat dekat membuat kita kesulitan dalam memotret. Kita harus sabar dalam mengambil gambar, belajar menentukan komposisi yang tepat, pencahayaan yang tepat, dan tentunya belajar menghasilkan gambar yang tajam dan detail, jadi tetap semangat !!!


cukup sekian semoga artikel ini bisa menginspirasi para pecinta fotografi semua nya.
terima kasih.
salam.


Thursday, 26 February 2015

Berpikirlah Lebih Dari Yang Telah Terpikirkan






T – berati “talent” (bakat) dan “time” (waktu). Keduanya adalah hadiah dari Sang Pencipta.
H – adalah “hope”, harapan untuk hal-hal yang baik dan jujur.
I   – adalah “insight”, wawasan yang diperoleh dari orang lain atau bacaan yang bermutu.
N – adalah “nice to all people”, berbuat baiklah pada semua orang.
K – adalah “knowledge” (ilmu pengetahuan), itu adalah kunci kehidupan.



B – adalah “book” (buku), bacalah buku sebanyak-banyaknya.
- “in-dept”, belajar dan perdalamlah keterampilan.
G – adalah “God”, Tuhan. Jangan lupa pada Sang Mahakuasa.


Tahukah anda bahwa "IDE" adalah sebuah proyeksi masa depan anda kelak ?? banyak diantara kita yang merasa dan membatasi terhadap ide yang muncul atau tercipta, baik itu melalui otak kita sendiri maupun melalui orang lain, dengan bahasa yang umum kita gunakan, yaitu dengan sebuah pertanyaan "APAKAH INI AKAN BERHASIL ???"

bukan tentang sejauh mana ide anda akan berhasil nantinya, dan bisa membawa kesuksesan didalam hidup anda, tetapi bagaimana cara kita mengimplementasikan ide tersebut untuk menjadi sebuah sarana atau jembatan untuk kita menuju sukses.

jadi berpikirlah lebih dari yang telah anda pikirkan selama ini. !!! semoga kesuksesan selalu dipundak anda.


Baca Juga :















Tuesday, 24 February 2015

Tips memotret pemandangan atau fotografi landscape

Seiring dengan perkembangan dunia fotografi, ada beberapa jenis aliran yang sangat sangat lazim di dunia yang tentunya secara tidak sadar kita ikut menggunakannya untuk keperluan komersil dsb, salah satunya adalah landscape, lalu bagaimana cara menghasilkan foto-foto landscape yang bagus ?
bermula dari segala bentuk rasa kecintaan kali ini saya berniat untuk memberikan tips agar kita dapat mendapatkan hasil yang bagus didalam fotografi landscape, yang sebenarnya sangat sering saya aplikasikan dalam kesaharian saya memotret. Langsung saja…

Kalau hasil fotonya sudah benar, misal foto tidak over atau under, editing akan lebih mudah,tapi kalau foto kita misalnya sudah under, dalam proses editing, kita perlu menaikan shadow nya supaya jadi lebih terang, yang otomatis akan memunculkan noise yang berlebihan begitu juga dengan foto yang over..
walau kita edit pun, gambar yang terlalu over dan tidak terekam oleh sensor, hasilnya sudah tidak bisa terselamatkan, Jadi pertama memang file awalnya harus benar dulu 
Dan salah satu keunggulan era fotografi digital adalah fasilitas hasil yang bisa kita lihat       saat itu juga dan fasilitas histogram. jadi kita bisa langsung mengetahui foto yang kita hasilkan sudah "sesuai" atau masih ada yg kurang pas kalau kurang pas tinggal kita foto ulang lagi


2. Sering sering melihat referensi gambar bagus 
Saya masih sering melihat lihat beberapa foto landscape karya fotografer lainnya untuk referensi sebelum mulai bepergian ke suatu lokasi. ada kata bijak yang lupa darimana saya denger, "kita mulai belajar dari mempelajari hasil orang lain, sehingga akhirnya terasah kepekaan kita untuk bisa menghasilkan karya yang sesuai dengan jiwa kita"
Jadi tidak usah malu kalau sekarang kita masih melihat hasil kita "kalah bagus" dibanding foto foto teman lainnya. pelajari bagaimana cara mereka menentukan komposisi, dari sudut mana kira kira mereka mengambil foto tersebut, komposisi apa yang masih bisa kita perbaiki untuk menghasilkan foto yang berbeda dari yang sudah ada, peralatan apa saja yang perlu dibawa, dll
beberapa situs online yang sering saya kunjungi antara lain : fotokita.net, fotografer.net, flickr.com, 1x.com,  selain itu saya juga sering membuka buka beberapa majalah fotografi baik luar maupun lokal untuk mencari inspirasi

3. Peralatan yang mendukung
Fotografi digital sekarang ini dibanjiri dengan tehnologi yang sangat banyak membantu kita dalam menghasilkan foto foto yang indah. ada banyak peralatan yang tersedia terkadang membuat kita bingung dalam memilih (terutama kalau budget mepet seperti saya
Peralatan standart yang biasa dipake para landscaper untuk memotret di lapangan antara lain :
·         Kamera 
Tergantung budget kita, ada banyak pilihan mulai dari yang entry level sampai yang kelas profesional. kamera poket keluaran terbaru pun banyak yang sudah mulai bisa diandalkan sebagai kamera alternatif untuk memotret landscape
saya sendiri masih setia dengan kamera entry level canon 600D yang menemani setiap perjalanan saya. Untuk mengetahui jenis-jenis kamera klik disini

·         Lensa 
Pilihan lensa yang beragam di satu sisi membuat kita mempunyai kebebasan memilih yang terbaik Tapi dengan budget yang minim kita harus pintar pintar mencari yang terbaik yang sesuai budget yang kita punya. Mulai dari lensa fix bukaan lebar yang mempunyai kualitas prima tapi dengan banderol harga yang membuat dompet langsung terasa tipis Lensa zoom yang lebih murah dengan banyak pilihan mulai dari yang zoom pendek hingga ultra zoom

Lensa yang biasa dipergunakan untuk memotret landscape adalah lensa wide (maupun ultra wide) karena bisa untuk mengambil keindahan pemandangan alam yang luas dalam satu bidikan Lensa kits bawaan kamera pun sebenarnya kalau dimaksimalkan penggunaaannya akan juga bisa mendapatkan hasil yang tidak kalah dengan lensa lain yang lebih mahal Saya sendiri di dalam tas selalu membawa 3 lensa, canon 18-135mm, 10-22 mm dan canon 70-200 mm. untuk menegtahui jenis-jenis lensa klik disini 


·         Tripod
Salah satu peralatan "berat" yang terkadang malas kita bawa kalau melakukan perjalanan jauh 
Padahal fungsinya untuk memotret landscape cukup banyak, terutama untuk pemotretan malam, sore maupun pagi dini hari.
Selain untuk memastikan hasil foto kita bebas goyang dombret juga untuk menghasilkan gambar gambar "tidak biasa" dengan balutan slow speed nya

·         Filter
Media kecil ini juga cukup berperan untuk menghasilkan foto foto "bagus"
Pilihan filter mulai dari filter CPL untuk lebih "membirukan" langit, mengatur saturasi warna dan juga pantulan pada permukaan air / cermin


Ø  Filter GND untuk mengatasi perbedaan exposure antara bagian atas dengan bawah
Ø  Filter ND untuk mengatur kepekatan cahaya yang masuk ke lensa biasanya dipergunakan untuk memotret dengan kecepatan lebih rendah 
Beberapa filter yang setia berada di dalam tas kamera saya antara lain
Filter CPL, filter GND, filter ND dan filter UV


·         Assesoris pendukung
Beberapa peralatan pendukung yang tidak ada salahnya untuk kita bawa selama berburu keindahan alam antara lain :
Cable release : untuk menghindari goyangan waktu menekan shutter maupun untuk pemotretan bulb
Flash : terutama untuk yang menggemari fotografi landscape di waktu malam


·         Software pengolah gambar
Ada banyak software pengolah gambar yang tersedia saat ini
Mulai dari photoshop yang powerful tapi dibanderol dengan harga sekelas lensa gelang merahnya canon
Sampai ke software gratisan seperti picasa, gimp


4. Format RAW

Kalau memang berniat untuk melakukan post processing pada foto landscape kita, 
disarankan untuk mengunakan format mentah RAW karena menyimpan data lebih banyak dan lebih detail dibanding bila menggunakan format JPG yang sudah bisa dibilang file jadi.  selain itu format RAW juga masih bisa "lebih diselamatkan" apabila sedikit over maupun under. 

Memang ada beberapa kelemahan dalam menggunakan file RAW :

1.     ukuran yang besar, untuk kamera canon 600D saya memakan 24.1  mb per file.
2.     proses yang lebih lambat dalam memotret. sangat terasa apabila kita memotret menggunakan mode burst (memotret continue) dimana delay busy setelah beberapa foto akan sangat mengganggu
3.     butuh proses editing lanjutan untuk mendapatkan hasil terbaik dari file RAW tersebut yang ujungnya akan menambah waktu pemrosesan
5. Workflow editing
Kalau anda menggunakan file RAW seperti yang saya sebutkan di atas, maka butuh proses editing lebih lanjut. Saya sendiri lebih banyak menggunakan digital Photo Studio (software bawaan saat membeli kamera canon ) untuk membantu proses editing Walau memang hasil awal apabila menggunakan DPP sudah terlihat lebih bagus disbanding ACR, dan barulah berlanjut ke Photoshop
Dan yang terahkir, teruslah memotret, karena itulah sumber dari ilmu anda dalam mencapai kesempurnaan, biarpun kesempurnaan itu tidak pernah ada. Hehehe Semoga sedikit tips di atas bisa membantu menghasilkan foto landscape yang lebih "bagus" sesuai dengan apa yang anda rasakan waktu menekan shutter di antara keindahan alam
have fun and enjoy your landscape !


Artikel Terkait :



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...