Translate

Tuesday 3 March 2015

TIPS Memotret Makro Dalam Fotografi Makro



Semangat Sore, sahabat blogger, setelah sebelumnya saya membahas tentang tips bagaimana memotret pemandangan dalam fotografi landscape, sekarang saya akan bahas tentang tips bagaimana cara mendapatkan berbagai foto makro yang bagus, yang saya kutip dari web seputar fotografi. sebetulnya fotografi makro dapat dilakukan oleh siapa saja dan pada obyek apa saja. Banyak sekali mahluk hidup atau benda mati yang bisa kita jadikan obyek foto. Tanaman hias, bunga, serangga, makanan, sebuah produk, maupun mainan dapat kita jadikan sebagai obyek dalam fotografi makro



Ada beberapa tips fotografi makro sederhana yang bisa kita gunakan pada saat kita membuat sebuah foto makro supaya hasilnya lebih baik. Tentunya harus ditunjang juga dengan latihan / eksperimen-eksperimen sesuai kreatifitas kita.

Siapkan Peralatan Fotografi Kita


Pertama tentunya kamera. Sebenarnya kita bisa memakai kamera apa saja, baik kamera saku, prosumer, apalagi DSLR. Kamera saku dan kamera prosumer sekarang ini sudah dilengkapi fitur makro. Jadi kita tinggal merubah ke mode makro saja. Berbeda dengan kamera DSLR yang harus dikombinasikan dengan lensa khusus fotografi makro. Akan tetapi, untuk bodi kamera DSLR tidak masalah jika menggunakan merek atau seri apa saja. Tidak ada bodi kamera yang khusus untuk fotografi makro.

Kedua adalah lensa makro / macro lens. Jenis lensa yang memang khusus digunakan untuk fotografi makro. Anda bisa Memilih Lensa tersebut sesuai dengan kebutuhan Anda. Sebenarnya ada alternatif lain selain menggunakan lensa makro, yaitu menggunakan extention tube maupun reverse ring. Akan tetapi, hasilnya tentu tidak akan sebagus yang menggunakan lensa makro.

Ketiga adalah tripod. Stabilitas kamera pada saat memotret tidak boleh ditawar lagi. Fotografi makro mengutamakan detail obyek foto, jadi sama sekali tidak boleh ada gerakan. Gerakan sedikit saja bisa berakibat hasik foto tidak tajam / blur.

Keempat adalah flash. Penggunaan flash khusus fotografi makro sangat dianjurkan, misalnya ring flash. Akan tetapi, penggunaan flash tersebut harus sesuai dengan pencahayaan yang sudah kita rencanakan.

Pilih Tempat yang Tepat


Jika obyek fotografi makro kita adalah sebuah produk, sangat disarankan agar kita melakukannya di dalam studio. Kita dapat dengan mudah mengatur penggunakan lampu studio, tripod, ring flash maupun peralatan lain. Selain itu, kita juga lebih mudah mengatur komposisi maupun pencahayaannya.

Sedangkan obyek fotografi makro kita adalah hewan atau tumbuhan yang memang harus dilakukan di luar ruangan, kita bisa menggunakan alat bantu seperti tripod, flash, atau ring flash yang khusus digunakan untuk fotografi makro. Ingat bahwa tripod adalah peralatan wajib didalam ruangan maupun luar ruangan.

Perhatikan Pencahayaan atau Lighting


Semakin dekat jarak lensa ke subyek foto, pencahayaan yang ada akan semakin berkurang. Oleh karena itu, kondisi pencahayaan di sekitar subyek foto wajib diperhatikan. Walaupun begitu, kita tidak boleh memaksakan penggunaan ISO yang tinggi. Sebab ISO yang tinggi mengakibatkan gangguan noise pada hasil fotonya. Sedangkan foto makro yang kita butuhkan adalah foto yang tajam dan bersih. Disarankan tetap menggunakan ISO terendah.

Setelah mengatur ISO ke angka terendah, kita mengatur bukaan diafragma (Aperture) lensa mulai dari bukaan diafragma terbesar (dengan angka f-terkecil). Pengaturan ini selain bertujuan mendapatkan pencahayaan yang tepat, juga untuk mendapatkan ruang tajam yang ideal bagi subyek foto. Foto makro yang baik dan bagus secara artistik adalah jika latar belakangnya blur sempurna.

Namun jika kita melakukan pemotretan makro ke objek bergerak seperti serangga, maka pengaturan kecepatanrana / Shutter Speed yang tepat adalah kuncinya. Biasanya hewan-hewan kecil seperti kupu-kupu, belalang, lalat, semut, nyamuk, dan sejenisnya dapat bergerak dengan cepat tanpa kita sadari, sehingga momen yang baik akan hilang begitu saja. 

Fokus !!!


Ketidaktepatan titik focus pada fotografi makro adalah petaka. Sangat disarankan menggunakan pengaturan fokus secara manual daripada menggunakan autofocus. Selain lebih cepat, juga lebih tepat. sehingga akan muncul efek bluring dimana biasa kita sebut dengan istilah depth of field (dof) 

Perhatikan Mode Metering


Untuk mode metering, sebaiknya kita mengatur pilihan metering kamera pada mode Spot Metering. Mode Spot Metering akan menghitung pencahayaan hanya pada area titik fokus yang dituju saja.

Konsep Dalam Foto Tersebut


Foto yang baik memiliki tujuan, jadi bukan hanya sekedar foto saja. Foto makro untuk kepentingan pendidikan biasanya lebih mengutamakan detaik subyek dibandingkan artistiknya. Akan tetapi foto makro tang terbaik adalah tetap menampilkan sisi artistik, detail, dan komposisinya.




You Keep Shooting !!!


Fotografi makro tidak seperti fotografi landscape atau potrait. Obyek yang sangat dekat membuat kita kesulitan dalam memotret. Kita harus sabar dalam mengambil gambar, belajar menentukan komposisi yang tepat, pencahayaan yang tepat, dan tentunya belajar menghasilkan gambar yang tajam dan detail, jadi tetap semangat !!!


cukup sekian semoga artikel ini bisa menginspirasi para pecinta fotografi semua nya.
terima kasih.
salam.


0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...