Translate

Tuesday, 2 December 2014

Belajar memahami ISO

Hai, sahabat blogger !! Apa kabar, tentu saya doakan agar para sahabat semua terus sehat dan bisa membaca artikel saya yang satu ini, yaitu tentang pemahaman dan cara menggunakan fungsi ISO.


Bicara tentang ISO, adakah yang tahu, sebenarnya apa itu ISO ? Ya.., tentu sebagian dari anda pasti tahu, bahwa ISO adalah singkatan dari International standart organization, yang diera dulu ISO bernama ASA ( American Standart Organization ), secara garis besar ISO/ASA adalah satuan untuk mengukur jumlah besaran cahaya didalam perangkat kamera, mulai dari 100, 200, 400, 800, 1600, dst,- jarak dari angka 100 ke 200, 200 ke 400, 400 ke 800, dst, biasa di sebut dengan istilah STOP 100 ke 200 = 1 STOP, 100 ke 400 = 2 STOP dan begitu seterusnya,-

Bagi beberapa kalangan fotografer menganggap bahwa pengetahuan tersebut adalah penting, karena dengan mengetahui teknisnya kita bisa menurunkan, menaikan ataupun mengganti nilai exposure dengan mudah dan cepat, tanpa harus melihat jendela bidik dan mengarahkan ke sudut tertentu untuk mengikuti panduan dari lightmeter kamera anda,

Ingat tentang perumpamaan yang saya buat di artikel sebelumnya, baca disini ? Jadi jika ISO kita naikan 1 STOP (misal, 200 ke 400, 100 ke 200) maka Kecepatan rana ( Shutter Speed ) juga akan naik 1 STOP, kenapa bisa begitu ?? Heii,, ingat jumlah pekerjamu meningkat !!! Jadi anda akan membutuhkan 2 kali waktu yang lebih cepat. Tentu saja semua itu berlaku jika anda masih didalam besaran aperture yang Sama,-

Jadi, bagaimana cara kita menentukan nilai ISO untuk membuat exposure yang tepat ???

Pertanyaan diatas sangatlah sulit jika tidak mengalami sendiri bagaimana cuaca dan intensitas cahaya yang didapat saat kita akan memotret sesuatu objek, hanya saja sejauh pengalaman saya, saya hanya mengkategorikan penggunaan nilai ISO dalam 3 hal untuk menentukan besaran nilai ISO itu sendiri,

1. Diluar ruangan saat cuaca cerah dengan kondisi berawan atau mendung, baik pagi,sore terutama siang hari dimana matahari tepat diatas kepala kita ( memotret disiang hari sangat tidak saya anjurkan, karena cahaya yang masuk sangatlah kasar dan imbasnya akan menciptakan kontras yang signifikan sekali, kecuali anda menggunakan sedikit peralatan tambahan semacam kain untuk mereduce cahaya yang masuk ke objek ) disituasi seperti ini saya tidak pernah menggunakan besaran ISO lebih dari angka 200. Alasanya karena jumlah intensitas yang masuk sangatlah besar, dan jika saya paksakan lebih dari 200 akan timbul grainny atau bintik putih di hasil gambar, atau juga disebut noise.

2. Dimalam hari, untuk memotret dimalam hari tidaklah selalu harus menggunakan ISO tinggi, biasanya saya hanya menggunakan angka yang tidak lebih dari angka 400, jika hasil menurut saya masih terlalu under exposure, maka saya akan memperbaikinya dengan menambahkan lampu sorot atau flash-

3. Ini yang paling sulit yaitu saat didalam ruangan entah itu tertutup atau semi tertutup, hal ini selalu membuat stress hampir semua fotografer,- disini kita dipaksa untuk memaksimalkan kemampuan lightmeter kita, begini trik nya- carilah objek yang bisa dibilang paling rata terkena cahayanya, tidak terlalu gelap dan juga tidak terlalu terang (kalian pasti tahu dan pahamlah yang dimaksud rata) lalu tentukanlah lightmeter anda diobjek tersebut- dan jika anda mendapatkan nilai shutter speed anda dibawah 1/30, maka naikan ISO nya- hingga nilai Shutter speed diatas atau sama dengan 1/30,- (biasanya rata-rata iso diangka 400-800). Tentu aturan itu tidak berlaku kalau kita menggunakan tripod dan jika nilai aperture dikamera / gear anda masih bisa diperbesar.
Dan jika hasil masih under exposure maka saya sarankan untuk menggunakan lampu sorot atau flash.

Pasti anda bertanya, Kenapa dipoint ke 3 kita harus terpaku pada nilai shutter speed sebesar 1/30 ? Jawabannya sederhana, karena jika dibawah angka tersebut, dikuatirkan getaran atau tremor pada tangan kita akan mempengaruhi ketajaman hasil bidikan kita, dan itu Penting !!!

Jadi teruslah pertajam kemampuan teknis kamera anda, teruslah memotret, teruslah berkarya, karena itu akan membawa anda pada pengetahuan dan pengalaman untuk memaksimalkan kamera yang anda miliki,

Sekian
Terimakasih.

Segitiga Fotografi

Setelah saya memposting tentang Exposure, mengenal exposure dan apa itu exposure, maka pada kesempatan kali ini saya akan bahas tentang Segitiga Fotografi,


Sebelumnya saya sudah mengenalkan anda tentang bagaimana cara mendapatkan exposure yang tepat, baca mengenal exposure dan Apa itu exposure. Kemudian saya akan lebih mengerucutkan pembahasan ini yang merupakan nafas daripada exposure itu sendiri, yaitu adalah segitiga fotografi. Langsung aja guys,-

Segitiga fotografi apa itu ? Segitiga fotografi adalah 3 alat/tools menu ataupun fungsi yang ada disetiap kamera, entah itu film atau digital, baca juga jenis-jenis kamera.  Apa saja segitiga itu ? Waittt !

Exposure adalah kombinasi dari tiga faktor penting yaitu, ISO, aperture (diafragma) dan kecepatan rana (shutter speed), dari dulu hingga sekarang 3 hal inilah inti dari sebuah exposure entah itu tepat atau tidak, 3 faktor tadi yang mempengaruhinya. Dan didunia fotografi semua sepakat untuk menyebut 3 faktor tadi adalah segitiga fotografi.

Untuk lebih memahaminya, saya minta sekarang setel mode kamera anda dalam mode manual dan saya minta anda mencoba untuk setting shutter speed, dengan memutar, menekan atau menggeser tombol menu di kamera anda, tentu anda akan melihat serangkaian angka dari 30 hingga 1 sepersekian dengan nominal besar disampingnya (30,15,2,1/15,1/60,1/200, dst) baik dilayar lcd maupun view finder kamera anda, jangan bingung ! Karena itu menandakan satu persekian detik waktu yang diperlukan untuk menangkap cahaya yang masuk, didunia fotografi angka diatas dibedakan dalam jeda yang dimana istilah jeda yang dimaksud adalah "Stop" canggihnya teknologi kamera saat ini, menawarkan dari 1 hingga 1/3 Stop, hal ini bagus untuk lebih bisa menemukan exposure yang tepat dalam segala kondisi cuaca. Dan itu semua tentang shutter speed atau kecepatan rana.

selanjutnya, saya minta untuk kembali menekan, memutar, atau menggeser tombol menu dimana tombol atau menu tersebut untuk mengatur Aperture atau Diafragma, ( tentunya ada bisa pelajari fungsi tombol kamera anda di buku petunjuk anda ) maka akan terlihat pada lcd atau jendela bidik kamera anda, tentu anda akan melihat perubahan angka yg biasa ditandai dengan awalan huruf "F" seperti f4, f5.6, f8, f11, dst.. Sama dengan metode yang saya bahas diatas, untuk Aperture atau diafragma pun, dibedakan atas jeda yang disebut STOP.

Dan terahkir, saya ingin anda menekan tombol atau menggeser tombol fungsi ISO, disini maka anda juga akan dapati sekumpulan angka mulai dari 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, dst.


Sampai disini, saya akan pertajam pemahaman anda tentang Shuter speed, Aperture dan Iso, dengan perumpamaan sbb :

Shutter Speed = Waktu
Aperture = Wadah
IsO = jumlah pekerja yang anda miliki,

Saya ingin anda tentukan besaran wadah yang ingin saya dan anda gunakan sebagai penampungan dalam hal ini "F" taruhlah saya menentukan wadah saya sebesar f8 sama dengan anda juga sebesar f8, dan saya memutuskan untuk menggunakan pekerja dalam jumlah 200 dan anda 400 ( dalam hal ini ISO),-  maka jika kita ingin pekerja mengumpulkan apel didalam wadah kita, maka akan lebih duluan mana antara saya dan anda ??? Benar !! Tentu saja anda ! Karena, ingat !!! saya hanya punya 200 pekerja sedangkan anda 400 pekerja maka anda akan membutuhkan waktu 2 kali lebih cepat daripada saya,- begitulah prinsip kerja segitiga fotografi, semoga anda mengerti prinsip tersebut.

Untuk next saya akan bahas tentang pemahaman Shutter speed, aperture dan iso satu persatu secara detail, dan jika ada pertanyaan bisa anda tanyakan di kolom komentar, saya akan jawab pertanyaan anda dan membuat anda selangkah menjadi fotografer profesional !!

Terimakasih.
Salam,-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...